
JAKARTA - Ayam betutu adalah salah satu ikon kuliner Bali yang sarat sejarah dan kaya rempah. Hidangan ini lahir dari tradisi masyarakat Bali, awalnya disajikan dalam upacara adat dan ritual keagamaan sebagai persembahan. Seiring waktu, ayam betutu menjadi hidangan populer yang dicari wisatawan untuk menikmati cita rasa autentik Bali. Artikel ini membahas sejarah, teknik memasak, perkembangan komersial, serta keunikan kuliner ayam betutu.
Sejarah Awal Ayam Betutu
Sejarah ayam betutu berawal dari pengaruh budaya Majapahit pada abad ke-16. Ketika pengikut Hindu Majapahit bermigrasi ke Bali akibat penyebaran Islam di Jawa, mereka membawa tradisi kuliner khas, termasuk teknik memasak ayam betutu. Nama “Betutu” berasal dari kata be yang berarti daging dan tunu yang berarti dibakar, sehingga secara harfiah berarti “daging yang dibakar”. Awalnya, hidangan ini hanya disajikan dalam upacara keagamaan dan adat, seperti odalan dan otonan, sehingga memiliki nilai spiritual tinggi.
Baca Juga
Teknik memasak tradisional ayam betutu sangat khas. Ayam yang sudah dibumbui dengan base genep — bumbu dasar genap khas Bali — kemudian diubur dalam tanah bersama bara sekam selama delapan hingga sepuluh jam. Metode ini membuat daging ayam empuk, bumbu meresap, dan menghasilkan aroma rempah yang menggugah selera. Dengan cara ini, ayam betutu bukan sekadar makanan, tetapi bagian dari ritual budaya Bali yang sakral.
Ayam Betutu dan Perubahan Budaya
Menurut Indonesian Journal of Tourism and Hospitality Management (WAKATOBI), Grandis Tsaniya Aesthetica (2023:145), ayam betutu mencerminkan perubahan sosial dan budaya Bali. Dari masa kerajaan hingga era modern, kuliner ini tetap lestari dan menjadi simbol kontinuitas tradisi. Hidangan ini berhasil bertahan menghadapi perubahan zaman, dari makanan upacara adat menjadi hidangan komersial yang populer di kalangan masyarakat dan wisatawan.
Komersialisasi Ayam Betutu
Pada tahun 1976, Ni Wayan Tempeh, yang dikenal sebagai Men Tempeh, bersama suaminya I Nyoman Suratna, mulai memperkenalkan ayam betutu secara luas dengan membuka warung di Gianyar. Pasangan ini berhasil membawa resep tradisional ke ranah kuliner modern, menjadikan ayam betutu ikon kuliner Bali yang kini dapat dinikmati sehari-hari. Transformasi ini menunjukkan bagaimana kuliner tradisional dapat bertahan sekaligus beradaptasi dengan kebutuhan pasar tanpa kehilangan identitas budaya.
Keunikan Rasa dan Bumbu
Ayam betutu terkenal dengan bumbu rempah yang melimpah dan cita rasa pedas yang khas. Bumbu base genep terdiri dari bawang merah, bawang putih, jahe, terasi, kemiri, dan rempah lain yang dicampur dengan proporsi pas. Teknik memasak tradisional menggunakan lubang tanah dan batu panas menghasilkan aroma menggoda, tekstur empuk, serta rasa mendalam. Keunikan ini membedakan ayam betutu dari hidangan ayam lainnya di Nusantara.
Selain cita rasa, aroma khas yang dihasilkan dari pengolahan tradisional membuat pengalaman menyantap ayam betutu lebih lengkap. Setiap gigitan menghadirkan sensasi rempah yang kaya, memberi pengalaman autentik Bali yang tak terlupakan. Wisatawan sering mengatakan, mencicipi ayam betutu seakan merasakan bagian dari budaya Bali itu sendiri.
Ayam Betutu sebagai Warisan Budaya
Hingga kini, ayam betutu tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Bali. Hidangan ini sering disajikan dalam acara adat, perayaan keluarga, dan menjadi favorit wisatawan. Keberadaannya sebagai warisan budaya takbenda Indonesia memperkuat posisinya sebagai kuliner nasional yang wajib dicoba. Setiap gigitan tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menceritakan perjalanan sejarah dan budaya Bali yang panjang.
Ayam betutu juga sering menjadi simbol identitas kuliner Bali dalam berbagai festival kuliner nasional maupun internasional. Popularitasnya semakin mengokohkan posisi Bali sebagai destinasi wisata kuliner yang kaya akan tradisi dan cita rasa.
Meskipun tersedia dalam versi modern di berbagai restoran, nilai tradisional ayam betutu tetap dijaga. Beberapa restoran menyajikan ayam betutu dengan metode tradisional base genep dan pengolahan klasik. Hal ini memungkinkan wisatawan merasakan kombinasi cita rasa autentik dan pengalaman kuliner tradisional yang mendalam.
Ayam betutu menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi kuliner Bali. Wisatawan tidak hanya menikmati rasa, tetapi juga belajar menghargai proses dan sejarah di balik setiap hidangan. Keunikan teknik memasak yang diwariskan turun-temurun menambah nilai pengalaman kuliner yang otentik.
Sejarah ayam betutu menunjukkan bagaimana kuliner bisa menjadi simbol budaya yang hidup dan lestari. Dari hidangan upacara adat hingga menjadi ikon kuliner Bali, ayam betutu mempertahankan identitas yang kaya rasa dan sarat sejarah.
Bagi wisatawan, mencicipi ayam betutu bukan sekadar makan, melainkan menyelami warisan budaya Bali. Dengan teknik memasak khas dan bumbu rempah melimpah, ayam betutu tetap menjadi hidangan yang wajib dicoba dan dilestarikan sebagai bagian dari tradisi Bali. Mengunjungi Bali tanpa mencicipi ayam betutu sama halnya melewatkan pengalaman budaya yang autentik.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Sinergi BRIN dan UBSI Dorong Riset Inovasi Indonesia
- 11 September 2025
2.
Yamaha Uji Pasar Kendaraan Listrik Swap Battery
- 11 September 2025
3.
Jepang Masih Jadi Destinasi Wisata Favorit Global
- 11 September 2025
4.
Jadwal Pelni KM Nggapulu September Oktober 2025
- 11 September 2025
5.
HUT KAI 2025 Hadirkan Promo Diskon Tiket Spesial
- 11 September 2025