5 Kuliner Halal Papua Barat, Nikmat dan Mudah Ditemukan
JAKARTA - Papua Barat tidak hanya terkenal karena keindahan alam dan pesona budaya lokalnya yang autentik, tetapi juga karena keberagaman kuliner tradisional yang semakin dikenal luas.
Keistimewaan lainnya, berbagai kuliner khas dari wilayah ini ternyata banyak yang halal dan mudah ditemukan, menjadikannya ramah untuk wisatawan Muslim.
Bagi wisatawan yang tengah menjelajahi Papua Barat, tak perlu cemas dalam mencari makanan sesuai syariat. Banyak sajian lokal dibuat dari bahan alami seperti sagu, hasil laut, serta umbi-umbian, yang pada dasarnya halal dan aman untuk dikonsumsi.
Baca Juga
Cita rasa yang khas dan penyajian yang unik menjadikan kuliner Papua Barat sebagai salah satu daya tarik wisata yang tak kalah penting.
Kelezatan dan keramahan masyarakat lokal dalam menyambut tamu juga tercermin dari berbagai sajian tradisional yang mereka hidangkan.
Seiring berkembangnya sektor pariwisata, banyak pelaku usaha kuliner kini menyajikan makanan halal dengan cara yang lebih modern dan higienis, tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisional.
“Kuliner halal khas Papua Barat yang mudah ditemukan wisatawan hadir dengan penyajian yang lebih higienis dan modern, namun tetap mempertahankan cita rasa tradisionalnya.”
Papeda: Makanan Pokok Tradisional Penuh Gizi
Papeda merupakan salah satu makanan pokok paling ikonik dari Papua Barat. Terbuat dari tepung sagu, papeda memiliki tekstur seperti bubur kental dan berwarna bening kekuningan. Meskipun rasanya cenderung hambar, papeda memiliki kandungan serat yang tinggi, rendah kolesterol, serta bergizi.
Biasanya, papeda disajikan bersama kuah bening dan ikan kembung atau peda bakar. Cara penyajiannya pun unik. Masyarakat Papua Barat menggunakan alat khusus bernama gata-gata dari bambu untuk menggulung papeda dari piring.
Papeda bisa ditemukan dengan mudah di berbagai warung makan tradisional yang tersebar di Papua Barat. Harganya pun sangat terjangkau, cocok untuk wisatawan dengan berbagai anggaran.
Martabak Sagu: Perpaduan Sederhana yang Kaya Rasa
Martabak Sagu adalah bentuk inovasi dari kuliner tradisional Papua Barat yang memadukan konsep martabak dengan bahan utama sagu. Kuliner ini berasal dari Kabupaten Fakfak dan sering disajikan untuk menyambut tamu, menjadi simbol keramahan masyarakat.
Proses pembuatannya cukup sederhana, sagu digoreng dan dicampur dengan gula merah atau gula aren. Rasanya manis dan gurih, dengan tekstur yang renyah di luar serta lembut di dalam. Martabak Sagu adalah pilihan tepat untuk wisatawan yang baru mencoba makanan dari sagu karena rasanya yang akrab di lidah.
Ikan Bakar Manokwari: Pedas, Segar, dan Menggugah Selera
Jika Anda menyukai cita rasa pedas, maka Ikan Bakar Manokwari adalah pilihan yang tepat. Hidangan khas dari ibu kota Provinsi Papua Barat ini menggunakan ikan tongkol segar yang dibakar dan dilumuri dengan bumbu rempah yang digiling kasar.
"Ikan Bakar Manokwari merupakan salah satu kuliner unggulan yang berasal dari ibu kota Provinsi Papua Barat."
Keunikan rasa pedas dari cabai khas Kota Injil membuat Ikan Bakar Manokwari terasa berbeda dari hidangan serupa di daerah lain.
Proses pembuatannya melibatkan perasan jeruk nipis segar sebelum dibakar hingga matang. Bumbu kemudian ditaburkan di atas ikan yang telah siap saji dan disajikan bersama nasi putih hangat.
Kue Bagea: Camilan Tradisional Kaya Nutrisi
Kue Bagea adalah camilan tradisional yang populer tidak hanya di Papua Barat, tetapi juga di daerah asalnya, Ternate, Maluku Utara. Terbuat dari tepung sagu dengan tambahan kacang kenari, kue ini berwarna putih kekuningan dan berbentuk seperti potongan batang pohon.
Teksturnya cukup keras, namun rasa manis dan aroma rempah seperti kayu manis dan cengkeh menjadikan kue ini disukai banyak orang.
Dahulu dibungkus dengan daun, kini kue Bagea sudah dikemas modern, sehingga lebih higienis dan tahan lama, cocok dijadikan oleh-oleh.
Abon Gulung Sorong: Roti Jumbo dengan Rasa Familiar
Dari Kota Sorong hadir Abon Gulung yang menjadi camilan favorit wisatawan. Roti ini berukuran lebih besar dari roti gulung biasa, dengan isian abon yang melimpah dan rasa gurih yang khas. Taburan wijen di atasnya menambah daya tarik visual dan cita rasa.
Abon Gulung sangat cocok dijadikan oleh-oleh khas Papua Barat. Namun karena daya tahan yang terbatas, camilan ini sebaiknya segera dikonsumsi atau disimpan dalam lemari pendingin. Toko-toko kue seperti Billy Bakery di Sorong menjual Abon Gulung dengan berbagai variasi rasa.
Sagu Lempeng: Ketahanan dan Karbohidrat dalam Satu Paket
Satu lagi makanan tradisional khas Papua Barat adalah Sagu Lempeng. Dibuat dari tepung sagu murni, makanan ini dicetak menggunakan cetakan besi dan dipanggang hingga mengeras. Bentuknya persegi panjang dan berwarna merah kecoklatan.
Sagu Lempeng memiliki tekstur yang sangat keras, mirip dengan kue Bagea, tetapi daya tahannya luar biasa. Karena proses pemanggangan yang intens, makanan ini tahan lama tanpa pendingin dan cocok dijadikan bekal dalam perjalanan jauh. Kandungan karbohidratnya yang tinggi juga membuatnya ideal sebagai sumber energi.
Papua Barat Ramah Wisatawan Muslim
Keanekaragaman kuliner halal di Papua Barat membuktikan bahwa wilayah ini ramah bagi wisatawan Muslim.
Dengan bahan dasar lokal yang halal, rasa yang khas, dan penyajian yang semakin modern, pengalaman berwisata di Papua Barat menjadi semakin lengkap dan menyenangkan.
Kuliner seperti papeda, martabak sagu, hingga ikan bakar Manokwari dapat dinikmati tanpa rasa khawatir. Tidak hanya mengenyangkan, makanan-makanan ini juga memberikan gambaran tentang budaya dan cara hidup masyarakat Papua Barat yang sederhana, bersahabat, dan menjunjung nilai tradisi.
Rekomendasi
