
JAKARTA - Produsen mobil terbesar di China, BYD, menghadapi tantangan besar di tengah kondisi pasar otomotif yang melambat. Perusahaan asal China ini dilaporkan melakukan penyesuaian signifikan terhadap produksi di sejumlah pabriknya akibat tingginya persediaan kendaraan yang belum terjual. Langkah tersebut mencakup pembatalan shift malam serta pengurangan kapasitas produksi hingga sepertiga di beberapa lokasi utama. Bahkan, rencana penambahan lini produksi baru pun harus ditunda sementara waktu.
Penurunan Produksi Di Tengah Stok Melimpah
Menurut laporan dari Car News China pada Kamis, 26 Juni 2025, BYD menghadapi situasi di mana kendaraan yang diproduksi tidak segera terserap pasar. Kondisi ini memaksa perusahaan untuk memperlambat laju produksi demi menyeimbangkan stok kendaraan yang menumpuk di jaringan dealer mereka.
Baca Juga
“BYD membatalkan shift malam di sejumlah pabrik, dan memangkas kapasitas produksi hingga 30 persen di beberapa lokasi utama,” kata seorang narasumber industri otomotif yang enggan disebutkan namanya. “Hal ini merupakan upaya strategis untuk mengendalikan persediaan agar tidak semakin membengkak.”
Langkah tersebut diambil meskipun BYD sudah menjalankan berbagai strategi pemasaran agresif, termasuk diskon besar-besaran yang dimulai sejak Mei 2025. Diskon yang diberikan mencapai hingga 53.000 yuan atau sekitar Rp 120 juta untuk 22 model mobilnya dengan tujuan mempercepat perputaran stok dan menarik minat konsumen.
Diskon Besar-besaran dan Efeknya Terhadap Penjualan
Penurunan penjualan yang memicu penumpukan stok ini terbilang mengejutkan mengingat BYD sebelumnya menjadi salah satu pelopor pertumbuhan pesat pasar mobil listrik di China. Diskon besar yang mereka berikan pun diharapkan dapat memicu lonjakan penjualan, tetapi kenyataannya hingga saat ini hasilnya belum maksimal.
“Strategi diskon yang kami lakukan pada Mei lalu memang ditujukan untuk mendorong penjualan dan mengurangi inventaris kendaraan yang ada,” ujar juru bicara BYD dalam konferensi pers internal yang bocor ke media. “Namun, tekanan pasar dan kondisi ekonomi saat ini memaksa kami untuk melakukan penyesuaian produksi lebih lanjut.”
Beberapa analis pasar otomotif menyebutkan bahwa faktor eksternal seperti perlambatan ekonomi domestik China serta meningkatnya persaingan di segmen kendaraan listrik membuat BYD harus berhati-hati dalam mengelola stok produksi.
Faktor Penyebab Penurunan Permintaan
Penurunan permintaan kendaraan di pasar China yang juga berdampak pada BYD disebabkan oleh beberapa faktor utama, antara lain:
Perlambatan Ekonomi Nasional: Pertumbuhan ekonomi China yang melambat berdampak pada daya beli konsumen, sehingga permintaan terhadap kendaraan baru ikut menurun.
Kebijakan Pemerintah: Regulasi dan insentif untuk kendaraan listrik yang berubah-ubah turut memengaruhi keputusan konsumen dalam membeli mobil baru.
Persaingan Ketat: Pasar mobil listrik yang semakin kompetitif, dengan banyaknya pemain baru dan merek internasional yang masuk, memaksa BYD harus berjuang lebih keras untuk mempertahankan pangsa pasar.
Inventaris Dealer yang Tinggi: Banyak dealer kendaraan BYD yang kini menyimpan stok dalam jumlah besar karena penjualan yang melambat.
“Pasar otomotif China saat ini sangat dinamis dan penuh tantangan,” ujar profesor ekonomi dan bisnis otomotif dari Universitas Tsinghua, Dr. Wei Zhang. “BYD harus mampu menyesuaikan strategi produksinya agar tidak terjebak pada overstock yang merugikan secara finansial.”
Dampak Penyesuaian Produksi Terhadap Industri dan Pasar
Pengurangan produksi yang dilakukan BYD diperkirakan akan berdampak pada rantai pasok dan pemasok komponen mobil di dalam negeri. Sebagai produsen mobil terbesar, BYD memiliki jaringan luas supplier komponen, baterai, dan teknologi pendukung kendaraan listrik yang berpotensi terdampak langsung.
“Penurunan produksi ini akan memberikan tekanan kepada para pemasok komponen dan industri pendukung lainnya. Kami berharap BYD dan para supplier dapat berkoordinasi dengan baik agar dampak negatif bisa diminimalkan,” ujar analis pasar otomotif China, Li Ming.
Dari sisi konsumen, diskon besar yang masih berlanjut dapat menjadi peluang bagi calon pembeli yang ingin mendapatkan mobil listrik dengan harga lebih terjangkau. Namun, bagi investor dan pemegang saham BYD, penyesuaian ini menjadi sinyal penting bahwa perusahaan menghadapi tantangan pasar yang perlu diantisipasi.
Penundaan Lini Produksi Baru dan Implikasinya
Selain pengurangan kapasitas produksi yang sudah berjalan, BYD juga mengumumkan penundaan rencana penambahan lini produksi baru yang sebelumnya dijadwalkan untuk meningkatkan kapasitas dan diversifikasi produk. Penundaan ini merupakan langkah konservatif untuk mengurangi risiko investasi besar di tengah ketidakpastian pasar.
“Menunda ekspansi lini produksi baru adalah langkah realistis yang diambil oleh BYD untuk menjaga kestabilan keuangan,” jelas ekonom bisnis otomotif, Dr. Chen Liu. “Mereka fokus pada efisiensi dan pengelolaan stok yang ada sebelum membuka kapasitas produksi baru.”
Strategi BYD ke Depan
Untuk mengatasi tantangan ini, BYD dilaporkan tengah menyiapkan sejumlah langkah strategis tambahan, antara lain:
Memperkuat pemasaran digital dan program insentif untuk meningkatkan daya tarik produk.
Mengembangkan model mobil listrik yang lebih inovatif dan sesuai tren konsumen.
Meningkatkan layanan purna jual guna mempertahankan loyalitas pelanggan.
Berupaya menyesuaikan rantai pasok agar lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan permintaan.
“BYD tetap optimistis dengan prospek jangka panjang industri mobil listrik, meskipun saat ini mengalami tekanan pasar,” ujar manajemen BYD dalam pernyataan resmi singkat. “Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan kondisi pasar.”
Perlambatan produksi BYD yang dipicu oleh tingginya persediaan kendaraan yang belum terjual menjadi gambaran nyata tantangan yang dihadapi industri otomotif China di tengah kondisi ekonomi yang berubah. Meski telah melakukan berbagai upaya seperti diskon besar-besaran, tekanan pasar dan persaingan ketat membuat produsen mobil terbesar di China ini harus melakukan penyesuaian signifikan dalam operasionalnya.
Langkah pembatalan shift malam, pengurangan kapasitas produksi hingga sepertiga, dan penundaan lini produksi baru adalah strategi BYD dalam menjaga kestabilan bisnis dan memitigasi risiko finansial. Di sisi lain, kondisi ini juga membuka peluang bagi konsumen untuk mendapatkan mobil listrik dengan harga lebih terjangkau.
Ke depan, BYD perlu terus mengembangkan inovasi produk dan memperkuat layanan untuk menjaga posisi sebagai pemimpin pasar di industri kendaraan listrik yang semakin kompetitif. Penyesuaian produksi ini juga menjadi pengingat bahwa fleksibilitas dan kemampuan adaptasi adalah kunci utama bagi perusahaan otomotif dalam menghadapi dinamika pasar global.

Aldi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Kontrak Baru PTPP Dorong Pertumbuhan Infrastruktur Nasional
- 12 September 2025
2.
ASDP Indonesia Ferry Catat Laba Tinggi Semester I 2025
- 12 September 2025
3.
Pertamina Capai Pendapatan Fantastis di Semester I
- 12 September 2025
4.
Rasakan Sensasi Skydiving dengan Berbagai Jenis Serunya
- 12 September 2025
5.
Jadwal Siaran Super League Ada Persib Lawan Persebaya
- 12 September 2025